Daylight Saving

By Utami Pinjungsari (SIF 2001), Melbourne.

Udah sejak hari minggu lalu Kita di Australia yang berada di negara bagian New South Wales, Victoria, Capital Territory dan Australia Selatan memajukan jam secara serentak lebih cepat satu jam dari sebelumnya.  Sementara Tasmania sudah melakukannya sebulan lebih awal dari Kita.  Istilah popularnya “Daylight Saving”.

Daylight Saving/Daylight Saving Time (DST) yang biasa dikenal juga dengan istilah “Summer Time” ini biasanya dilakukan ketika Spring atau Summer untuk beberapa negara di benua Afrika, Asia, Australasia, Europe, Amerika Utara dan Amerika Selatan, yang biasanya ketika musim-musim tersebut daerah ini mengalami perbandingan siang yang lebih lama terhadap malam. Mungkin buat temen-temen yang pernah tinggal atau saat ini tinggal di negara-negara yang menerapkan DST ini udah familiar banget sama istilah ini.

Gue pribadi sudah mengalami pertukaran jam ini dua kali selama di sini dan masih aja ngerasaa bit confuse sama istilah dan pentingnya diterapkan DST ini.  Maklum di tanah air gak pernah mengalami “majuin dan mundurin” jam seperti ini.

Gue baru tau kalau alasan utamanya DST ini diterapkan adalah untuk pelestarian energi. Karena matahari bersinar lebih awal (yaitu sekitar jam setengah lima pagi) dan terbenam lebih lama (yaitu sekitar jam setengah sembilan malam), otomatis dengan memajukan waktu satu jam lebih awal membuat orang lebih memanfaatkan sinar matahari alami.  Orang lebih cepat bangun artinya lebih cepat mematikan lampu. Secara teori katanya DST ini bisa menghemat pemakaian listrik sampai 1%.
Alasan-alasan lainnya seperti meningkatkan kegiatan outdoor seperti berpariwisata dan berbelanja setelah jam pulang kantor berhubung masih terang. Dan mengurangi kecelakaan lalu lintas, dan pengurangan tingkat kriminalitas.

Tapi pastinya selalu ada pro dan kontra.  Gue pribadi sih termasuk yang kontra sama adanya pemajuan jam ini.  Alasan pribadi sih karena susah banget ngerubah Body Clock diri sendiri dan anak euy!akhirnya jadwal jadi berantakan. Alasan kedua harus sering-sering lihat jam deh.. abis berasa siang mulu.  Sampe-sampe suka terlambat masak makan malam. Sampe-sampe pas Dhanny mau kerja malam Gue lupa telat bikinin nasi (untung deh dia suami yang pengertian ;).
Abis jam delapan malam aja terangnya masih kayak gini *ngeles*.  Ini penampakan dari jendela apartment Kita jam delapan malam gonjreng.

view-dst.jpg

Tapi bener aja, masih ada pertanyaan-pertanyaan lebih serius dari pihak yang kontra seperti, bukannya dengan lebih awalnya pekerja pulang ke rumah saat Summer berarti mereka akan menggunakan  energi untuk AC dan jalan-jalan mengunakan kendaraan bermotor?
Dan masalah lainnya seperti kerancuan untuk keperluan bisnis international,transport schedule, tv programmes schedules, payment schedules, praying time (untuk muslim) etc etc…  Mmm gak kebayang deh kalau di Indonesia diterapkan DST ini.  Mungkin makin banyak kecelakaan Kereta Api ya? :P.  Bahkan ada beberapa studi yang menunjukan dengan adanya DST ini, dimana orang kehilangan waktu tidurnya satu jam, dapat meningkatkan rate kecelakaan lalu lintas akibat karyawan yang berangkat kerja menyupir sambil mengantuk.

Tapi, buat morning person pastinya DST ini disambut dengan gembira.  Karena bisa memanfaatkan hari lebih cepat, pulang bisa spend waktu dengan keluarga untuk belanja, beraktivitas outdoor dll.

Yah akhirnya mau gak mau dinikmatin aja sinar matahari yang ada sampai malam ini. Untung Ramadhan kemarin jatuhnya pas belum DST. Imsak jam tiga pagi buka puasanya jam sembilan atau setengah sepuluh :)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>